Wawancara kerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selalu menjadi tahap yang paling menegangkan bagi banyak pelamar. Setelah melewati seleksi administrasi, tes online, hingga psikotes, wawancara sering kali dianggap sebagai “penentu akhir”. Tidak sedikit kandidat yang gugur di tahap ini bukan karena kurang kompeten, tetapi karena tidak mampu mengelola diri dengan baik di depan pewawancara.
Menjelang rekrutmen BUMN September 2025, banyak calon peserta yang mulai mencari strategi agar bisa tampil maksimal. Artikel ini mencoba merangkum tips nyata dari alumni peserta rekrutmen BUMN yang sudah berhasil lolos. Bukan teori kosong, tapi pengalaman asli yang mereka bagikan ketika menghadapi pewawancara.
Cerita dari Alumni: “Deg-degan itu wajar, yang penting siap”
Rina, salah satu alumni rekrutmen PT Telkom Indonesia tahun 2022, mengaku awalnya merasa minder ketika masuk ruang wawancara.
“Saya lihat kandidat lain ada yang lulusan luar negeri, ada juga yang sudah berpengalaman kerja di perusahaan besar. Jujur, saya sempat down. Tapi saya sadar, wawancara itu bukan cuma soal ijazah, tapi bagaimana kita meyakinkan pewawancara kalau kita bisa berkontribusi di BUMN.”
Rina menekankan bahwa pewawancara BUMN tidak hanya menilai kemampuan teknis, tapi juga sikap, ketenangan, dan cara kita menyampaikan gagasan.
Cerita lain datang dari Andi, yang berhasil lolos seleksi di Bank Mandiri.
“Pertanyaan wawancara sebenarnya tidak serumit yang kita bayangkan. Mereka lebih ingin tahu apakah kita serius, jujur, dan punya visi kerja jangka panjang. Jangan mencoba menjadi orang lain, cukup jadi versi terbaik dari diri sendiri.”
Kisah-kisah seperti ini memperlihatkan bahwa kunci wawancara bukan sekadar hafalan jawaban, tapi bagaimana kita bisa menunjukkan diri secara autentik.
Strategi Lolos Wawancara BUMN 2025
1. Pahami Core Values BUMN: AKHLAK
Sejak 2020, seluruh BUMN menerapkan core values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Hampir semua alumni yang berbagi cerita mengatakan bahwa pewawancara pasti akan mengaitkan pertanyaan dengan nilai-nilai ini.
Contoh pertanyaan yang sering muncul:
- “Bagaimana Anda pernah bekerja secara kolaboratif dalam tim?”
- “Pernahkah Anda berada dalam situasi yang menuntut adaptasi cepat? Ceritakan!”
Tips alumni: siapkan contoh pengalaman pribadi yang sesuai dengan tiap nilai AKHLAK. Jangan jawab terlalu umum, tapi berikan cerita nyata, meskipun sederhana.
2. Kuasai Profil BUMN yang Dilamar
Menurut Budi (alumni rekrutmen Pertamina 2021), salah satu kesalahan fatal adalah datang wawancara tanpa tahu banyak tentang perusahaan.
“Saya ditanya tentang program terbaru Pertamina, untungnya saya sempat baca laporan tahunan mereka. Kalau tidak, saya mungkin sudah gugur.”
Tips alumni: sebelum wawancara, luangkan waktu membaca laporan resmi, berita terbaru, hingga visi-misi perusahaan BUMN tersebut. Pewawancara ingin tahu apakah kita benar-benar serius ingin bekerja di sana, bukan sekadar ikut-ikutan daftar.
3. Latihan Menjawab Pertanyaan Klasik
Berdasarkan pengalaman alumni, ada beberapa pertanyaan klasik yang hampir selalu keluar:
- Ceritakan tentang diri Anda.
- Apa motivasi Anda melamar di BUMN ini?
- Apa kelebihan dan kelemahan Anda?
- Bagaimana cara Anda menghadapi konflik dalam tim?
- Apa rencana Anda dalam 5 tahun ke depan?
Tips alumni: jangan menghafal kata per kata, tapi siapkan kerangka jawaban. Latihan berbicara di depan cermin atau rekam suara/video sendiri bisa membantu.
4. Jaga Bahasa Tubuh
Alumni lain, Dwi (lolos di Bank BRI), mengatakan:
“Saya pikir yang dinilai hanya jawaban. Ternyata gesture juga diperhatikan. Duduk terlalu kaku atau terlalu santai bisa jadi penilaian negatif.”
Tips alumni:
- Duduk tegak tapi rileks.
- Jaga kontak mata dengan pewawancara.
- Tersenyum sewajarnya.
- Hindari menyilangkan tangan (terkesan defensif).
5. Berlatih dengan Simulasi Wawancara
Beberapa alumni sengaja melakukan simulasi wawancara dengan teman atau komunitas. Ada juga yang mencoba mock interview online melalui Zoom.
Menurut alumni, latihan ini sangat membantu mengurangi rasa gugup. Bahkan ada yang bilang, “Kalau sudah 3 kali simulasi, wawancara asli jadi lebih gampang.”
Kesalahan yang Harus Dihindari Menurut Alumni
- Datang tanpa riset → banyak yang gugur hanya karena tidak tahu program kerja terbaru BUMN.
- Terlalu jujur tanpa filter → misalnya bilang “saya melamar karena gajinya besar”. Lebih baik disampaikan dengan cara elegan, seperti “Saya ingin berkontribusi sambil meningkatkan kesejahteraan.”
- Menjawab terlalu singkat → jawaban seperti “ya” atau “tidak” tanpa elaborasi membuat pewawancara sulit menilai kapasitas Anda.
- Over confidence → percaya diri itu baik, tapi jangan sampai terkesan arogan.
- Menceritakan pengalaman yang tidak relevan → usahakan jawaban selalu terkait pekerjaan dan nilai AKHLAK.
Mindset: Wawancara BUMN Bukan Ujian Hidup-Mati
Alumni yang sukses biasanya punya mindset sehat: wawancara bukan soal hidup-mati, tapi kesempatan menunjukkan diri.
Andi menutup dengan kalimat yang bisa jadi pegangan:
“Kalau gagal, itu bukan berarti kita tidak kompeten. Bisa jadi hanya belum rezeki. Tapi setiap wawancara akan melatih kita jadi lebih baik untuk kesempatan berikutnya.”
Penutup
Menghadapi wawancara BUMN September 2025 memang menantang, tapi bukan hal yang mustahil. Dengan persiapan matang, pemahaman nilai AKHLAK, riset mendalam tentang perusahaan, latihan menjawab pertanyaan, hingga menjaga bahasa tubuh, peluang untuk lolos akan semakin besar.
Tips alumni membuktikan satu hal: yang dicari BUMN bukan hanya pintar, tapi juga berkarakter. Jadi, jangan hanya fokus pada jawaban cerdas, tapi tunjukkan sikap yang tulus, adaptif, dan kolaboratif.
Semoga artikel ini bisa membantu para pejuang BUMN 2025 dalam meraih impian mereka. Selamat berjuang, dan jangan lupa—percaya pada kemampuan diri sendiri!
